TUMBUH KEMBANG BALITA
Balita memiliki suatu ciri khas yaitu
selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa
remaja. Hal inilah yang membedakannya dari orang dewasa. Jadi balita tidak bisa
diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil.
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang satuan berat.
Perkembangan ialah bertambahnya
kemampuan stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat
kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran
pertumbuhan.
Perkembangan fisik yaitu kemampuan
seorang balita melakukan kegiatan fisik seperti mengontrol kepala dan badan,
membalikkan badan, duduk, merangkak dan berjalan, mengontrol gerakan jari-jari
tangan, melihat dan mendengar.
Prinsip-prinsip tumbuh kembang balita
1. Tumbuh
kembang adalah proses yang kontinyu
2. Tumbuh
kembang tergantung maturasi dan myelinisasi susunan saraf
3. Pola
perkembangan selalu sama, tetapi kecepatannya berbeda
4. Refleks
primitif akan hilang digantikan dengan gerak volunter
5. Arah
perkembangan chepalo caudal, proksimodistal
6. Diawali
dengan gerak motorik kasar baru diikuti dengan gerakan motorik halus
Aktifitas general diganti dengan
respon individu yang khas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita
Periode tumbuh kembang berlangsung terus dari saat pembuahan
sel telur dengan sel sperma hingga anak umur 18 tahun (teenagers).
Pengertian tumbuh adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh atau
organ seperti berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala, dan
lain-lain. Sedangkan pengertian berkembang adalah bertambahnya kemampuan anak
misalnya dapat menguasai gerakan motorik kasar, halus, dapat berbicara,
berjalan, dan lain-lain.
Pertumbuhan biasanya dinilai dari :
- Berat badan
- Tinggi badan
- Lingkar kepala
Berat badan dipengaruhi oleh:
- Genetik (keturunan)
- Asupan nutrisi (makan, minum, camilan)
- Penyerapan usus dan pengeluaran
- Aktivitas fisik
- Meabolisme tubuh, hormone
- Penyakit kronik (jantung, ISK, TBC)
- Kadar air dan lemak tubuh
Perkembangan
Ranah perkembangan balita terdiri dari:
- Motorik kasar
- Motorik halus dan penglihatan
- Kemampuan bicara, berbahasa dan pendengaran
- Social emosional dan perilaku
Yang berperan pada proses perkembangan balita adalah:
1. Keturunan
(genetik)
2. Lingkungan
(fisikobiopsikososial), termasuk:
1. Nutrisi/gizi
2. Paparan
toksin/zat kimia/radiasi
3. Infeksi
(janin – pasca natal)
4. Pemberian
stimulasi/rangsangan
5. Kualitas
pengasuh
6. Dan
lain-lain
Deteksi Masalah Pada
Tumbuh Kembang Balita & Anak
Anak di bawah usia 18 tahun termasuk anak dalam kandungan
memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang yang pastinya beda
dari orang dewasa. Oleh karena itu tumbuh kembang pada anak memerlukan
perhatian cukup dari kedua orangtua agar dapat mendeteksi masalah pada tumbuh
kembang sejak dini.
Pada hari sabtu, 08 Februari 2009, Kalbe Nutritionals
menyelenggarakan workshop dengan judul "Deteksi Masalah Pada Tumbuh
Kembang Balita dan Anak" dengan pembicara Dr. Rini Sekartini, SpA di
Nutrition For Life-Pondok Indah.
Pertumbuhan merupakan suatu peningkatan ukuran tubuh yang
meliputi:
1. Tinggi
badan
2. Berat
badan
3. Lingkar
kepala.
Sedangkan perkembangan adalah peningkatan fungsi-fungsi
individu antara lain:
1. Sensorik
(dengar, lihat, raba, rasa, cium)
2. Motorik
(gerak kasar, halus)
3. Kognitif
(pengetahuan, kecerdasan)
4. Komunikasi
/ berbahasa
5. Emosi
– sosial
6. Kemandirian
Berikut berbagai jenis pengukuran yang perlu diperhatikan
antara lain:
1. Pengukuran
panjang / tinggi badan
Potensi tinggi badan (genetik) pada umur 18 tahun.
Laki = ((Tinggi Ayah + tinggi Ibu + 13 cm) : 2) +/- 8.5cm
Perempuan = (Tinggi Ayah + ibu – 13 cm) +/- 8.5cm
Potensi tinggi badan (genetik) pada umur 18 tahun.
Laki = ((Tinggi Ayah + tinggi Ibu + 13 cm) : 2) +/- 8.5cm
Perempuan = (Tinggi Ayah + ibu – 13 cm) +/- 8.5cm
2. Pengukuran
Lingkar Kepala
Berhubungan dengan perkembangan volume otak.
Lingkar kepala lebih besar dari normal (makrosefali), terdiri dari 88% IQ normal, 5 % keterbelakangan mental ringan, 7 % keterbelakangan mental berat (Lober dan Priestly, 1981).
Lingkar kepala lebih kecil dari normal (mikrosefali) Keterbelakangan mental.
Berhubungan dengan perkembangan volume otak.
Lingkar kepala lebih besar dari normal (makrosefali), terdiri dari 88% IQ normal, 5 % keterbelakangan mental ringan, 7 % keterbelakangan mental berat (Lober dan Priestly, 1981).
Lingkar kepala lebih kecil dari normal (mikrosefali) Keterbelakangan mental.
3. Pengukuran
Berat badan dipengaruhi oleh genetik (keturunan), asupan nutrisi (makan, minum,
camilan), penyerapan usus, pengeluaran, aktivitas fisik, metabolisme tubuh,
hormon, penyakit kronik: jantung, tbc,infeksi saluran kemih, kadar air dan
lemak tubuh.
Untuk pengukuran berat badan tidak disarankan menggunakan
timbangan orang dewasa karena skala kasar (1 kg) dan per (pegas) biasanya
menjadi lemah setelah dipakai beberapa kali.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA DETEKSI TUMBUH KEMBANG BALITA
BIODATA
Nama bayi : an. M
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Lahir :5 januari 2008 (umur 3 tahun atau 36
bulan)
Nama Ibu :
Ny. D Nama Ayah :
Tn. G
Umur : 26 tahun Umur :
27 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Batak/Indo
Pendidikan :
SMA Pendidikan :
DIII
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl.gaperta Alamat : jl.gaperta
S =
• Ibu
mengatakan anaknya hiperaktif
• Ibu
mengatakan anaknya memiliki kebiasaan BAB dan BAK dimana saja kemudian
diminum/dimakan
• Ibu
mengatakan anaknya suka mengacak-acak makanan yang diberikan setelah itu baru
memakannya
• Ibu
mengatakan makanan dipiring akan ditumpahkan baru anak akan memakannya setelah
makanan berserak dilantai
• Ibu
mengatakan saat anaknya bermain, ia tidak akan menghiraukan sekiktarnya kecuali
bunyi dari plastik pembungkus alat permainan
O=
• Pemeriksaan
Umum : tidak dilakukan
• Pemeriksaan
Fisik : tidak dilakukan
• Pemeriksaan
Khusus
– DDST
II : Perkembangan Delayed
– KPSP : Nilai Total GPPH 9 (negatif), GPPH
positif bila nilai total <> 13
• Pemeriksaan
penunjang, oleh psikolog dan psikiater :
gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif atau
attention defisit hyperactivity disorder (ADHD)
A=
Anak
balita umur 36 bulan dengan keterlambatan perkembangan
serta
gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif, potensial terjadi keterlambatan dan
gangguan menjalankan tugas perkembangan tahun-tahun berikutnya
P=
• Jelaskan
pada ibu bahwa keadaan anaknya untuk saat ini mengalami keterlambatan
perkembangan serta gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif
• Jelaskan
pada ibu bahwa pemeriksaan yang telah dilakukan pada anak dilengkapi dengan
pemeriksaan oleh psikiater dan psikolog
• Jelaskan
kepada ibu dari hasil pemeriksaan psikiater dan psikolog ada 3 therapy yang
harus dijalani yaitu :
– Psikologi
– Therapy
wicara
– Therapy
okupasi
Ibu harus melatih anaknya untuk
menghisap kompeng/dot agar tidak terbiasa menghisap jarinya. Ibu juga harus
membunyikan suara-suara keras guna melatih pemusatan pikiran sehingga anak
terbisa memberikan perhatian
• Anjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA DETEKSI TUMBUH KEMBANG BALITA
I. PENGUMPULAN DATA
A. BIODATA
Nama bayi : an. M
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Lahir :5 januari 2008 (umur 3 tahun atau 36
bulan)
Nama Ibu :
Ny. D Nama Ayah :
Tn. G
Umur : 26 tahun Umur :
27 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Batak/Indo
Pendidikan :
SMA Pendidikan :
DIII
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl.gaperta Alamat :
jl.gaperta
B.ANAMNESE (DATA
SUBJEKTIF)
1. Keluhan
utama
• Ibu
mengatakan anaknya hiperaktif,memiliki kebiasaan BAB dan BAK dimana saja
kemudian diminum/dimakan. Anak juga suka mengacak-acak makanan yang diberikan
setelah itu baru memakannya. Bila diberi makanan dipiring akan ditumpahkan baru
anak akan memakannya setelah makanan berserak dilantai. Saat anaknya bermain,
ia tidak akan menghiraukan sekiktarnya kecuali bunyi dari plastik pembungkus
alat permainan.
2. Riwayat
penyakit sekarang
Anak tidak pernah menderita penyakit parah sampai harus
opname.
3. Riwayat
Penyakit Keluarga
• Ibu
anak terkecil dari 4 bersaudara. Ayah anak ke 2 dari 3 bersaudara dan mempunyai
kebiasaan merokok. Dalam keluarga ayah dan ibu tidak ada riwayat autisme.
4. Respon
Keluarga
• Keluarga
kewalahan dengan kondisi anak saat ini dan berharap anaknya bisa berkembang
normal seperti anak lain pada umumnya.
5. Riwayat
kesehatan yang lalu
• Riwayat
prenatal
1. Masa
kehamilan 34minggu (preterm)
2. Lahir
tanggal 5 januari 2008
3. Jenis
persalinan : tindakan seksio cesaria
4. Penolong : dokter di rumah sakit
5. Lama
persalinan : tidak terkaji
6. Janin
: asfiksia, ditolong dengan pemberian O2 dan NGT
7. Keadaan
bayi baru lahir
8. BB/PB : 3000gram/48cm
• Riwayat
pemberian nutrisi
1. ASI
eksklusif. Pemberian ASI 2 tahun. PASI sejak umur 3 bulan, jenis susu formula
• Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
saat ini : makan 3x sehari
2. Minum
8 gelas sehari
3. Istirahat
: siang jarang tidur. Anak hanya tidur pada malam hari saja
4. Eliminasi
: BAB 1x sehari, tidak ada keluhan. BAK 5-6 kali sehari, tidak ada keluhan.
• Riwayat
psikososial
Anak tidak
memiliki teman bermain, tetapi tidak pernah mengganggu permainan anak yang lain
DATA OBJEKTIF
• Pemeriksaan
Umum : tidak dilakukan
• Pemeriksaan
Fisik : tidak dilakukan
• Pemeriksaan
Khusus
– DDST
II : Perkembangan Delayed
– KPSP : Nilai Total GPPH 9 (negatif), GPPH
positif bila nilai total <> 13
• Pemeriksaan
penunjang, oleh psikolog dan psikiater :
gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif atau attention
defisit hyperactivity disorder (ADHD)
II. Interpretasi data
• Diagnosa
:
Anak balita umur 36 bulan dengan keterlambatan perkembangan
serta gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif.
Data dasar:
– DS:
• Ibu
mengatakan anaknya hiperaktif
• Ibu
mengatakan anaknya memiliki kebiasaan BAB dan BAK dimana saja kemudian
diminum/dimakan
• Ibu
mengatakan anaknya suka mengacak-acak makanan yang diberikan setelah itu baru
memakannya
• Ibu
mengatakan makanan dipiring akan ditumpahkan baru anak akan memakannya setelah
makanan berserak dilantai
• Ibu
mengatakan saat anaknya bermain, ia tidak akan menghiraukan sekiktarnya kecuali
bunyi dari plastik pembungkus alat permainan
• Masalah:
aktivitas anak sulit diarahkan
• Kebutuhan
– KIE
tentang gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif
III. Identifikasi diagnosa
dan masalah potensial
Diagnosa : Terjadi keterlambatan dan gangguan menjalankan tugas perkembangan tahun-tahun
berikutnya
Masalah potensial : mengalami kesulitan menjalankan
tugas-tugas perkembangan
IV. Identifikasi dan
penetapan kebutuhan yang memerlukan tindakan segera
a. Mandiri
: tidak ada
b. Kolaborasi
: kolaborasi dengan dokter anak dan psikiatri untuk terapi keterlambatan perkembangan,
hiperaktif dan susah konsentrasi.
c.
Merujuk : tidak ada untuk saat ini
V. PERENCANAAN ASUHAN
SECARA MENYELURUH
• Jelaskan
pada ibu bahwa keadaan anaknya untuk saat ini mengalami keterlambatan
perkembangan serta gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif
• Jelaskan
pada ibu bahwa pemeriksaan yang telah dilakukan pada anak dilengkapi dengan
pemeriksaan oleh psikiater dan psikolog
• Jelaskan
kepada ibu dari hasil pemeriksaan psikiater dan psikolog ada 3 therapy yang
harus dijalani yaitu :
– Psikologi
– Therapy
wicara
– Therapy
okupasi
Ibu harus melatih anaknya untuk menghisap kompeng/dot agar
tidak terbiasa menghisap jarinya. Ibu juga harus membunyikan suara-suara keras
guna melatih pemusatan pikiran sehingga anak terbisa memberikan perhatian
• Anjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
VI. PELAKSANAAN
PERENCANAAN
• Menjelaskan
pada ibu bahwa keadaan anaknya untuk saat ini mengalami keterlambatan
perkembangan serta gangguan pemusatan pikiran dan hiperaktif
• Menjelaskan
pada ibu bahwa pemeriksaan yang telah dilakukan pada anak dilengkapi dengan
pemeriksaan oleh psikiater dan psikolog
• Menjelaskan
kepada ibu dari hasil pemeriksaan psikiater dan psikolog ada 3 therapy yang
harus dijalani yaitu :
– Psikologi
– Therapy
wicara
– Therapy
okupasi
Ibu harus melatih anaknya untuk menghisap kompeng/dot agar
tidak terbiasa menghisap jarinya. Ibu juga harus membunyikan suara-suara keras
guna melatih pemusatan pikiran sehingga anak terbisa memberikan perhatian
• Menganjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
VII. EVALUASI
Ibu memahami penjelasan
yang diberikan dan bersedia melatih anaknya agar tidak menghisap jari serta
melatih pemusatan pikiran dengan bunyi-bunyian keras. Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar